Jumat, 22 Juli 2011 23:09:09 WIB
Seorang muslim ialah seorang yang berserah diri kepada Allah dengan
tauhid, tunduk kepadaNya dengan ketaatan, dan ia berlepas diri dari
perbuatan syirik dan pelakunya. Sedangkan seseorang yang ingin
kebebasan, yang tidak memiliki ketentuan kecuali undang-undang buatan
menusia, ialah orang yang keluar dari syariat Allah, menginginkan hukum
jahiliyah dan hukum taghut. Yang demikian itu bukanlah seorang muslim.
Seseorang yang mengingkari perkara-perkara yang secara pasti sudah jelas
dalam agama, berupa perbedaan antara muslim dan kafir, dan ingin
kebebasan yang tidak tunduk kepada batasan syariat serta mengingkari
hukum-hukum syariat, seperti hukum-hukum khusus tentang wanita, amar
makruf nahi mungkar dan jihad fi sabilillah, (berarti ia) telah
melakukan beberapa perkara yang mengeluarkannya dari agama (nawaqid
Islam) sebagaimana telah dijelaskan para ulama. Seseorang yang
mengatakan “saya muslim liberal” adalah kontradiktif. Apabila yang
diinginkan ialah seperti yang disebutkan (dalam pertanyaan), maka
hendaklah ia bertaubat kepada Allah agar menjadi muslim yang benar.
Kamis, 21 Juli 2011 23:17:00 WIB
Liberalisme, adalah sebuah istilah asing yang diambil dari bahasa
Inggris, yang berarti kebebasan. Kata ini kembali kepada kata “liberty”
dalam bahasa Inggrisnya, atau “liberte” menurut bahasa Perancis, yang
bermakna bebas. Istilah ini datang dari Eropa. Para peneliti, baik dari
mereka ataupun dari selainnya berselisih dalam mendefinisikan pemikiran
ini. Namun seluruh definisi, kembali kepada pengertian kebebasan dalam
pandangan Barat. The World Book Encyclopedia menuliskan pembahasan
Liberalism, bahwa istilah ini dianggap masih samar, karena pengertian
dan pendukung-pendukungnya berubah dalam bentuk tertentu dengan
berlalunya waktu. Syaikh Sulaiman al-Khirasyi menyebutkan, liberalisme
adalah madzhab pemikiran yang memperhatikan kebebasan individu. Madzhab
ini memandang, wajibnya menghormati kemerdekaan individu, serta
berkeyakinan bahwa tugas pokok pemerintah ialah menjaga dan melindungi
kebebasan rakyat, seperti kebebasan berfikir, kebebasan menyampaikan
pendapat, kebebasan kepemilikan pribadi, kebebasan individu, dan
sejenisnya. Pemikiran Liberal masuk ke dalam tubuh kaum muslimin melalui
para penjajah kolonial. Kemudian disambut orang-orang yang terperangah
dengan modernisasi Eropa waktu itu
Rabu, 20 Juli 2011 23:05:15 WIB
Kata liberal di sini, ialah sebuah kondisi dan suasana dimana kaum
muslim bebas mengartikulasikan kesadaran budaya dan peradaban mereka.
Dalam konteks Eropa, liberal mengacu kepada situasi kebangkitan dan
pencerahan. Itulah sebabnya ketika karya Hourani ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab, kata yang digunakan untuk menerjemahkan “liberal age”
adalah ‘ashr al-nahdhoh, yang berarti “era kebangkitan”. Judul lengkap
buku Hourani ini ialah al-Fikr al-Arabi fi asr al-nahdhoh. Menurut
Hourani, era liberal di dunia Arab dimulai antara tahun 1798 sampai
tahun 1939. Selama rentang itu, dasar pemikiran seperti kemajuan,
modernitas, kebebasan, dan persamaan dibincangkan secara luas. Para
pembaharu generasi awal seperti at-Tahtawi, at-Tunisi, dan al-Kawâkibi
memandang kondisi kaum muslimin saat itu terbelakang, tidak semaju
bangsa Eropa. Perhatian utama mereka adalah bagaimana mengubah keadaan
ke arah lebih baik. Mereka selalu membenturkan kondisi keterbelakangan
kaum muslimin dengan kemajuan Eropa. Persis seperti yang dipertanyakan
al-Kawaakibi dalam bukunya berjudul, Limâdza Ta-akhkhara al-Muslimun wa
Limâdza Taqaddama Ghairuhum (Mengapa kaum muslim mundur dan mengapa
bangsa lain maju?).
Selasa, 19 Juli 2011 22:57:27 WIB
Slogan-slogan sesatpun bermunculan, mulai dari slogan toleransi
beragama, pluralisme, persaudaraan agama-agama, reaktualisasi hukum
Islam, pengakuan sebagai nabi baru, pengakuan mendapat wahyu,
hermeneutika, liberalisasi tafsir, paham relativisme, paham
inklusivisme, pengakuan sebagai imam mahdi, pembaharuan syariat Islam,
dan masih banyak lagi slogan-slogan lainnya. Sekularisasi dan
liberalisasi agama ini dibungkus dengan atribut Islam dan diklaim
sebagai bagian dari Islam. Selain itu muncul pula sebagian oknum yang
berusaha menyatukan agama-agama. Mereka menyimpulkan bahwa semua agama
itu pada hakikatnya sama, dan hanya penampilannya saja yang
berbeda-beda. Menurut mereka, bangunan agama itu nampak sama atau
serupa, atau dapat diabstrasikan menjadi sesuatu yang sama. Yang sangat
disayangkan, sebagian kaum muslimin yang awam terpengaruh dengan
propaganda sesat seperti ini. Apalagi, di kalangan umat Islam, mulai
muncul gejala umum yang mengkhawatirkan, yakni mudahnya mengambil dan
meniru metodologi pemahaman Al-Qur‘an dan as-Sunnah yang berasal dari
pemikiran dan peradaban asing. Gerakan “impor pemikiran” semakin gencar
dilakukan, terutama oleh kalangan yang menggeluti Islamic Studies.
Minggu, 19 Desember 2010 22:50:03 WIB
Qur’aniyun bentuknya bermacam-macam. Di Indonesia ada yang secara
tegas memakai sebutan Ingkarus Sunnah untuk menyatakan bahwa pegangan
satu-satunya adalah al-Qur’an. Sebenarnya gerakan ingkarus Sunnah sudah
lama muncul ke permukaan, sejalan dengan munculnya firqah-firqah umat
Islam. Dalam sejarah, firqah yang dari segi waktu disebutkan oleh Ulama
sebagai yang muncul pertama kali di tengah umat Islam adalah Khawarij,
di susul kemudian dengan kemunculan Syi’ah. Keduanya muncul pada zaman
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Hanya saja, Syi’ah waktu itu masih
sangat terselubung. (Lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah XIII/32,33 dan
49). Khawarij sejak pertama kemunculannya merupakan sekelompok orang
yang terkesan sangar, pemberani dan tanpa basa basi. Sedangkan Syi’ah
adalah sekelompok orang yang terkenal sangat licik, salah satu aqidahnya
adalah menipu. Aqidah “menipu” ini mereka istilahkan dengan taqiyah.
Namun baik khawarij maupun syi’ah, sama sama jahat, kejam dan bengis
terhadap lawan-lawannya, khususnya terhadap Ahlu Sunnah dan
tokoh-tokohnya. Bahkan syi’ah lebih jahat lagi. (Lihat Majmu’ Fatawa
Ibnu Taimiyah XXVIII/478,479,480 dst). Sejalan dengan kemunculan
firqah-firqah itulah, penolakan terhadap sunnah berhembus kencang.
Bahkan penolakan terhadap sunnah itulah yang menjadi pemicu lahirnya
firqah-firqah.
Minggu, 19 Desember 2010 22:44:16 WIB
Diantara cara mereka merusak Islam adalah dengan menyuntikkan konsep
pemikiran yang berisi racun-racun yang dapat membius dan memabukkan kaum
muslimin sehingga mereka tidak dapat melihat dan memandang agamanya
secara benar dan tepat dan itu telah berhasil di suntikkan oleh
musuh-musuh Allah l dari kalangan para orientalis salibis yang
memanfaatkan hasil rangkaian pemikiran ahlil bidah yang muncul didalam
islam dan membesar-besarkannya serta menghembuskannya dengan propaganda
dan profokasi yang beraneka ragam namanya seperti sekulerisme,
pluralisme, kebebasan berfikir, berfikir moderat dan reformis dan
lain-lainnya dari propaganda musuh-musuh islam yang hakikatnya hanya
satu yaitu menghancurkan dan melemahkan serta memberikan keraguan
terhadap aqidah yang benar yang telah dimiliki oleh kaum muslimin. Salah
satu usaha mereka ini adalah menyebarkan pemahaman ingkarus sunnah,
satu gerakan dan konsep pemikiran yang berbahaya yang mengajak kaum
muslimin meninggalkan sunnah-sunnah Rasululloh n dalam memahami dan
mengamalkan agama islam dengan menamakan diri mereka Al Quraniyun
(golongan Alquran/ ahlil quran) –mereka sendiri sebenarnya adalah
perusak Al Quran- atau ingkarus sunnah.
Minggu, 19 Desember 2010 22:38:13 WIB
Sebelas abad setelah itu, tepatnya pada abad ke-14 H, setelah
runtuhnya negara-negara Islam ditangan barat, muncullah gerakan faham
ingkar sunnah secara mutlak. Faham sesat ini dibidani oleh seorang
Yahudi tulen. Aneh tetapi nyata. Seharusnya menjadi maklum bahwa Yahudi
itu ingkar Al-Qur`an dan Sunnah. Akan tetapi jalan baru ini dinilai
sebagai alternatif jitu untuk membidik leher umat Islam. Dan yang lebih
aneh lagi pemikirannya yang jelas-jelas rusak itu diikuti oleh sebagian
sarjana muslim. Yahudi tersebut adalah seorang orientalis terkemuka
bernama Ignaz Goldziher. Dia mengingkari sunnah melalui karangannya
Muhammadanische Studien yang diterbitkan pada tahun 1890 M di Jerman.
Prof. DR. Goldziher (1850-1921 M) adalah Yahudi Honggaria. Ibu bapaknya
adalah tukang mas di Honggaria dan beragama Yahudi tulen. Nenek
moyangnya juga beragama Yahudi fanatik. Dalam usia yang sangat muda (19
tahun), ia dilantik menjadi doktor dalam bidang Islamologi di Jerman,
dibawah bimbingan Prof. Rodiger. Dia ahli dalam bahasa Ibrani, dan
tulisan-tulisannya dipublikasikan dalam bahasa Jerman, Perancis, dan
Inggris. Ia kemudian mendapat beasiswa untuk belajar di Al-Azhar, Kairo,
Mesir, pada tahun 1873-1874 guna memperdalam bahasa Arab dan
pengetahuan Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Selasa, 21 September 2010 16:28:27 WIB
Ini sebuah tulisan tentang sebuah gerakan orientalis yang berpakaian
dengan pakaian Islam dan dari nasab atau keturunan kaum Muslimin. Akan
tetapi, hakekatnya ruh, badan, akal dan pikiran mereka seperti Yahudi,
atau mengambil istilah saya, Yahudi gaya baru. Mereka telah diasuh dan
disusui dengan baik oleh Yahudi di negeri-negeri yang dikuasai oleh
Yahudi seperti Amerika dan negeri kafir lainnya. Usai belajar, mereka
pun pulang ke negeri masing-masing, seperti Mesir, Syiria, Sudan,
Pakistan, Malaysia. Indonesia dan lain-lain. Sekarang mereka menjadi
guru di negeri mereka untuk mendidik kaum Muslimin agar mereka menjadi
Yahudi walaupun nama dan pakaiannya tetap Islam. Mereka mendirikan dan
membuka madrasah–madrasah (pusat kajian) dengan kajian-kajian Islamnya
dalam berbagai macam acara seperti diskusi atau seminar dan lain-lain.
Mungkin ada pertanyaan, bukankah yang dimaksud dengan orientalis ialah
orang-orang non-Muslim yang mempelajari Islam untuk merusak Islam dan
mengajarkan kerusakan itu kepada kaum Muslimin ?! Jawabannya, "Ya, Itu
dulu. Sekarang, cara kerja mereka berbeda. Tokoh-tokoh orientalis zaman
ini tidak lagi terjun langsung, akan tetapi lewat perantara anak didik
mereka yang terdiri dari manusia– manusia munafik yang ada di dalam
Islam untuk merusak Islam dan kaum Muslimin dari dalam.
Kamis, 22 Juli 2010 16:53:46 WIB
Rasionalisme, sebuah cara berpikir yang mengagungkan kemampuan akal,
dan memposisikan akal lebih tinggi dari agama (wahyu). Rasionalisme juga
memberikan wewenang untuk membicarakan alam ghaib. Nash-nash syar'i
yang berasal dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya dikalahkan.
Akal menjadi segala-galanya dalam menentukan dan menerima suatu hukum.
Demikian pemikiran yang diusung oleh paham yang dikenal dengan istilah
'aqlaniyyun. Keburukan konsep mereka tersembunyi di balik gelar megah,
yaitu "Cendikiawan Muslim". Konsep berpikir Mu`tazilah, yang
mengutamakan akal di atas wahyu nampak kuat keberadaannya mempengaruhi
kalangan akademisi, maupun tokoh-tokoh yang dianggap sebagai
"cendikiawan muslim". Tokoh-tokoh tersebut bisa kita sebutkan, misalnya:
Dr. Thâha Husain, Muhammad Farid Wajdi, Dr. Ahmad Zaki Abu Syâdi,
Salâmah Musa, Syaikh 'Ali 'Abdur-Razzâq, Qâsim Amin, Dr. Muhammad Husain
Haikal, Dr. Ahmad Amin dan putranya Husain Ahmad Amin, Syaikh Mahmud
Abu Rayyah, Muhammad Ahmad Khalfullah, Khalid Muhammad Khalid.
Tokoh-tokoh yang semuanya berasal dari Mesir ini, merujuk pemikiran
Syaikh Jamaluddin al-Afghani dan Syaikh Muhammad 'Abduh dari perguruan
rasionalisnya (madrasah 'aqliyyah).
Rabu, 14 Mei 2008 10:50:49 WIB
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam)” [Al-Baqarah : 256] Yang dijadikan pegangan
oleh para pengusung pendapat ini tanpa alasan yang haq, maka ayat
tersebut tidak seperti yang mereka inginkan. Al-Iman Ibnu Katsir
rahimahullah berkata : Allah Azza wa Jalla berfirman : “Maksudnya surat
Al-Baqarah ayat 256 yaitu, kalian jangan memaksa seseorang untuk
memasuki Islam”. Maksudnya sangatlah jelas, tidak perlu memaksa
seseorang masuk Islam. Akan tetapi, orang yang diberi petunjuk Allah
Azza wa Jalla, dan dilapangkan dadanya untuk menerimanya, serta hatinya
disinari, maka ia akan masuk Islam. Sedangkan orang yang dibutakan mata
hatinya, pendengaran dan penglihatannya ditutup oleh Allah Azza wa
Jalla, maka tidak ada gunanya memaksanya masuk Islam. Para ulama
menyebutkan ayat ini turun pada sekelompok orang Anshar, meskipun hukum
ayat ini bersifat umum.
Minggu, 6 April 2008 15:03:56 WIB
Komentar saya terhadap hal ini, bahwa ini adalah ucapan yang hanya
bersumber dari orang yang jahil terhadap syari'at, terhadap Islam,
hak-hak wanita itu sendiri serta terlalu terpukau dengan perilaku dan
manhaj yang jauh dari kebenaran yang dilakukan musuh-musuh Allah. Dan
alhamdulillah, Islam tidak pernah merongrong hak wanita malah Islam itu
adalah agama hikmah yang menempatkan masing-masing orang sesuai dengan
proporsinya. Pekerjaan wanita adalah di rumahnya dan tinggalnya dia di
rumahnya demi menjaga kehormatan suaminya, mendidik anak-anaknya,
mengurusi urusan rumah serta pekerjaan lainnya yang sesuai dengan
kodratnya. Demikian pula, laki-laki memiliki spesifikasi pekerjaan yang
khusus. Yang tampak adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencari rizki
dan bermanfaat untuk umat. Sementara bila wanita tinggal di rumahnya
untuk kemaslahatannya, anak-anak serta suaminya, maka inilah pekerjaan
yang sesuai dengannya, yang menjaga dirinya, melindungi dan
menjauhkannya dari perbuatan yang keji.
Sabtu, 22 Maret 2008 07:51:15 WIB
Setiap muslim tidak dibenarkan menyambut ajakan membangun masjid,
gereja dan ma’bad (tempat peribadatan Yahudi) dalam satu komplek. Karena
hal itu berarti pengakuan bagi agama selain Islam, menghambat tegaknya
Dinul Islam atas agama-agama lainnya, dan secara tidak langsung
merupakan statement, bahwa agama yang sah itu ada tiga dan (merupakan)
pernyataan bahwa penduduk bumi ini boleh memilih salah satu di
antaranya, bahwa ketiga agama itu sama dan Islam tidak menghapus
agama-agama sebelumnya. Tentu saja, pengakuan, keyakinan dan kerelaan
kepada hal semacam itu termasuk kekufuran dan kesesatan, serta sangat
bertentangan dengan nash-nash Al Qur`an yang sangat jelas, As Sunnah
yang shahih dan Ijma’ kaum muslimin. Secara tidak langsung, hal itu juga
merupakan pengakuan, bahwa penyelewengan yang dilakukan orang-orang
Yahudi dan Nasrani itu berasal dari Allah. Maha Tinggi Allah dari hal
itu. Sebagaimana juga tidak dibenarkan menyebut gereja sebagai rumah
Allah, atau mengatakan bahwa ibadah kaum Nasrani kepada Allah di
gereja-gereja tersebut diterima di sisi Allah; sebab ibadah mereka itu
tidak berdasarkan ajaran Islam.
Selasa, 12 Februari 2008 14:47:21 WIB
Kita mendapati bahwasanya Islam menjamin hak-hak individu dan
masyarakat, dan ini tidak pernah dipelihara oleh negara-negara kafir
yang mengaku demokratis dan menjaga hak-hak manusia. Sebaliknya, justru
melanggar hak Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya dengan melakukan
perbuatan kufur dan syirik. Mereka melanggar hak-hak kaum muslimin
dengan cara membunuh kaum muslimin secara massal, mengusirnya serta
merampas harta benda mereka. Merubah penegakkan syari’at Allah Azza wa
Jalla dengan sanksi sebagai pelaku kriminal. Negara-negara itu melarang
penegakkan sanksi dari Allah Azza wa Jalla dan dianggap pelanggar
hak-hak manusia. Seakan dalam pandangan negara-negara kafir itu, manusia
yang wajib dilindungi hak-haknya adalah pelaku kejahatan, pembuat
kerusakan lagi zhalim. Sedangkan (menurut mereka, red) seorang muslim,
orang yang terzhalimi dan yang dilanggar hak-haknya, bukanlah manusia
yang harus dibela hak-haknya.
Senin, 11 Februari 2008 16:23:37 WIB
Dalam rumusan mereka tentang syariat Islam, bahwa semua warga negara,
apapun agamanya dan sesembahannya memiliki kedudukan yang sama dan
memperoleh perlakuan yang adil, dan menurut hasil penelitian mereka,
syariat Islam yang “purba” itu, secara jelas sangat menyalahi prinsip
dasar universal, yaitu : prinsip persamaan (al-mursawah), persaudaraan
(al-ikha) dan keadilan (al-adl), serta gagasan dasar bagi pembentukan
masyarakat modern, seperti pluralisme, kesetaraan gender, HAM, demokrasi
dan egalitarianisme. Bahkan menurut keyakinan mereka, hukum Islam
bertentangan dengan hukum nasional dan konversi internasional. Oleh
karena itu, mereka berpendapat syariat Islam adalah diskriminatif, anti
demokrasi, usang, formalistic, radikalistik, fundamentalistik,
teosentris, berwajah keras, kaku dan rigid, intoleran, tidak relevan dan
bernuansa konfliktual.
Senin, 12 Nopember 2007 14:55:56 WIB
Dari ucapan kalian saya pahami bahwa mereka itu juga ingin
melenyapkan agama-agama samawi seperti Yahudi dan Nashrani. Mereka tidak
rela menjadi orang-orang Islam, Yahudi ataupun Nashrani. Karena orang
ini (Islam, Yahudi atau Nashrani, pent.) berafiliasi kepada agama,
sementara mereka menurut apa yang telah aku dengar dari penjelasan
kalian tidak menginginkan afiliasi kepada apapun yang sudah lama (usang)
sekalipun ia adalah Dienullah dan Syari'atNya. Tidak dapat disangkal
lagi bahwa perbuatan ini merupakan bentuk atheisme total yang persis
dengan perbuatan orang yang disebutkan dalam firmanNya, "Dan tentu
mereka akan mengatakan (pula), 'Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia
saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan". Orang yang berakal
tidak meragukan lagi bahwa perbuatan ini adalah bentuk riddah (keluar
dari Islam), yang terhadap pelakunya harus dipaksa bertaubat, bila dia
mau, maka sanksinya gugur dan bila tidak, maka wajib dibunuh karena dia
sudah murtad.
Selasa, 27 Februari 2007 16:07:11 WIB
Ucapan kotor Ulil, "Inilah yang terjadi di Saudi Arabia, negeri
Wahabi itu. Karena perempuan dianggap hewan, tidak boleh nyetir mobil.
Itulah negeri Saudi Arabia, negeri Wahabi itu, apakah negeri semacam ini
akan diikuti saudara saudara? ! ". Jawabnya : Ini kontradiksi ; sebab
larangan nyetir mobil itu untuk menjaga kehormatan wanita. Sekiranya
perempuan dianggap hewan oleh Saudi Arabia, tentu akan dibebaskan nyetir
mobil seperti keinginan Ulil, yang sebenarnya juga keinginan
musuh-musuh Islam?! Sebenarnya, apa beratnya bagi pemerintah Saudi
memberikan kebebasan kaum wanita nyetir mobil. Bukankah itu malah
menguntungkan mereka?! Anda bisa membayangkan, entah berapa banyak uang
yang mereka keluarkan untuk mengambil sopir-sopir dari luar negeri
-terbanyak adalah negeri kita Indonesia-. Namun, untuk membendung
kerusakan yang lebih besar, mereka rela mengeluarkan dana yang cukup
besar. Tidakkah anda menyadari hal itu?!
Selasa, 12 Desember 2006 04:32:35 WIB
Misi Firqah Liberal adalah untuk menghadang (tepatnya :
rnenghancurkan) gerakan Islam fundamentalis. mereka menulis: “sudah
tentu, jika tidak ada upaya-upaya untuk mencegah dominannya pandangan
keagamaan yang militan itu, boleh jadi, dalam waktu yang panjang,
pandangan-pandangan kelompok keagamaan yang militan ini bisa menjadi
dominan. Hal ini jika benar terjadi, akan mempunyai akibat buruk buat
usaha memantapkan demokratisasi di Indonesia. Sebab pandangan keagamaan
yang militan biasanya menimbulkan ketegangan antar kelompok-kelompok
agama yang ada. Sebut saja antara Islam dan Kristen. Pandangan-pandangan
kegamaan yang terbuka (inklusif) plural, dan humanis adalah salah satu
nilai-nilai pokok yang mendasari suatu kehidupan yang demokratis.”
Selasa, 12 September 2006 15:52:23 WIB
Diantara dampak negative propaganda keji tersebut adalah hilangnya
pembeda antara Islam dengan kekufuran, yang haq dengan yang batil, yang
ma'ruf dengan yang mungkar, dan hilangnya kebencian antara kaum
musilimin dan kaum kafir. Tidak ada lagi wala' dan bara' ! Tidak ada
lagi seruan jihad dan perang demi menegakkan Kalimatullah di atas muka
bumi, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah
Dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka
membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk"
Jumat, 24 Maret 2006 15:14:11 WIB
Madzhab-madzhab atheis tersebut adalah madzhab-madzhab yang
menyimpang, karena didirikan diatas kebatilan. Komunisme misalnya,
mengingkari wujud pencipta Subhanahu wa Ta’ala dan memerangi agama-agama
samawiyah. Barangsiapa rela dengan akalnya untuk hidup tanpa aqidah
serta mengingkari kepastian hukum-hukum akal, maka berarti ia menafikan
akalnya. Lalu sekulerisme mengingkari agama-agama dan hanya bersandar
kepada materi yang tidak memiliki orientasi dan tujuan dalam hidup ini,
selain kehidupan hewani. Kapitalisme yang dipentingkan hanya
mengumpulkan harta dari mana saja, tanpa memperdulikan halal-haram,
kasih sayang dan cinta kepada orang-orang fakir dan miskin. Dasar
perekonomiannya adalah riba yang berarti memerangi Allah dan RasulNya,
dan karenanya Negara serta pribadi menjadi hancur dan menghisap darah
rakyat miskin.
Rabu, 23 Nopember 2005 08:28:50 WIB
Frimasonry adalah organisasi rahasia yang terkadang merahasiakan
operasinya dan terkadang menampakkannya sesuai dengan situasi dan
kondisi, akan tetapi prinsip-prinsip kerjanya yang substansial adalah
kerahasiaan dalam setiap kondisi, tidak dapat diketahui bahkan oleh para
anggotanya sendiri kecuali oleh tim inti yang telah melewati tahapan
eksperimen yang beragam mencapai karir tertinggi didalamnya. Organisasi
ini memiliki target-target politis dan memiliki andil dan campur tangan
dalam mayoritas peristiwa penggulingan kekuasaan politik, militer dan
perubahan-perubahan berbahaya lainnya baik secara terang-terangan maupun
terselubung. Secara prinsip kerja dan organisasi, ia lahir dari gerakan
Yahudi dan secara administratif berada di bawah manajemen Yahudi
internasional tingkat tinggi, serta secara operasional senyawa dengan
gerakan zionis.
Jumat, 1 April 2005 07:05:48 WIB
Tanggapan kami bahwa orang yang membolehkan seseorang bebas menganut
keyakinan dengan meyakini agama yang dia inginkan ; maka dia telah kafir
karena setiap orang yang berkeyakinan bahwa seseorang boleh saja
beragama dengan selain agama Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam,
maka berarti dia telah kafir terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala, harus
dipaksa bertaubat ; bila dia bersedia, maka dia selamat dari hukum dan
bila tidak, maka dia wajib dibunuh. Agama-agama bukanlah pemikiran akan
tetapi merupakan wahyu dari Allah yang dia turunkan kepada para RasulNya
sehingga hambaNya berjalan diatasnya. Ungkapan seperti ini yakni ucapan
'berfikir' yang maksudnya terhadap agama, wajib dihapus dari kamus
buku-buku Islami.
Minggu, 20 Februari 2005 06:25:58 WIB
Barangsiapa menjadikan undang-undang buatan manusia sebagai pemutus
dan membatalkan hukum-hukum syari'at, maka dia adalah seorang sekuler.
Siapa yang membolehkan semua hal yang diharamkan seperti perzinaan,
minuman keras, musik dan transaksi ribawi dan meyakini bahwa melarang
hal itu berbahaya bagi manusia dan merupakan sikap apatis terhadap
sesuatu yang memiliki mashalahat terhadap diri, maka dia adalah seorang
Sekuler. Siapa yang mencegah atau mengingkari penegakan hukum hudud
seperti hukum bunuh terhadap si pembunuh, rajam, cambuk terhadap pezina
atau peminum khamar, potong tangan pencuri atau perampok dan mengklaim
bahwa penegakannya menyalahi sikap lemah lembut dan mengandung unsur
kesadisan dan kebengisan, maka dia masuk ke dalam sekulerisme.
Jumat, 24 Desember 2004 07:04:01 WIB
Tentunya tidak samar lagi bagi setiap kaum muslimin yang Allah
terangi mata hatinya dengan pengetahuan tentang permusuhan kaum Yahudi
dan Nasrani yang amat sangat terhadap kaum muslimin. Mereka bersatu padu
menggalang kekuatan dalam menghadapi kaum muslimin demi mengobok-obok
dan mengacaukan keimanan kaum musilmin terhadap Islam, agama yang Allah
turunkan kepada penutup para nabi dan rasul, Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam untuk disampaikan kepada umat manusia. Dalam usaha
orang-orang kafir melawan kaum muslimin dan menyesatkan, menguasai dan
menjajah akal mereka, serta membuat makar busuk terhadap mereka dengan
berbagai cara. Dakwah orang-orang kafir, yayasan-yayasan serta
pengiriman da'i-da'i mereka kian menggeliat. Sehingga fitnah pada zaman
sekarang ini bertambah besar. Diantara musuh-musuh Islam yang paling
menonjol adalah kaum Nasrani yang dengki. Mereka mengerahkan segala
kemampuan untuk melawan dan menghadapi kaum muslimin di seluruh belahan
dunia.
Rabu, 21 Juli 2004 06:55:05 WIB
Menurut hukum Islam propaganda semacam itu adalah bid'ah, sesat dan
kekufuran, langkah menuju dosa dan seruan kepada pemurtadan secara
keseluruhan dan Islam. Propaganda tersebut sangat bertentangan dengan
dasar-dasar akidah Islamiyah, merobek kehormatan para rasul dan
kehormatan risalah ilahi, membatalkan kebenaran Al-Qur'an, membatalkan
fungsi Al-Qur'an yang menghapus kitab-kitab suci sebelumnya, membatalkan
fungsi Dienul Islam yang menghapus syariat-syariat sebelumnya dan
membatalkan status Muhammad Rasulullah sebagai rasul penutup yang
membawa risalah terakhir. Propaganda itu secara syar'i jelas betolak dan
diyakini keharamannya berdasarkan seluruh sumber-sumber hukum dalam
Islam, berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma' dan argumen-argumen yang
tercakup dalam dalil-dalil syar'i tersebut.
Selasa, 8 Juni 2004 08:25:47 WIB
Diantara makar busuk yang memudahkan lajunya propaganda ini dalam
merusak ajaran Islam adalah dibukanya materi kuliah perbandingan agama,
khususnya antara ketiga agama tersebut. Dari situ ketahuanlah usaha
masing-masing pemeluk agama untuk meninggikan agamanya atas agama
lainnya. Akibatnya mencairlah kebutuhan dan keistimewaan Dienul Islam.
Syubhat-syubhat pun semakin subur dan gencar dilontarkan yang kemudian
ditampung oleh hati yang lemah. Tidaklah mengherankan bila Yahudi dan
Nasrani sangat antusias sekali menyambut seruan "Dialog Antar Umat
Beragama" dalam sebuah seminar yang bertema : "Pertukaran Peradaban dan
Kebudayaan", "Membangun Peradaban baru Umat Manusia", "Pembangunan
Masjid, Gereja dan Ma'bad di satu tempat, khususnya di tempat-tempat
umum seperti lingkungan universitas, pelabuhan udara dan sejenisnya.
Jumat, 28 Mei 2004 07:44:02 WIB
Syiar-syiar propaganda ini juga semakin meluas di seantero dunia, di
dengar oleh umat manusia di berbagai belahan dunia. Lebih parah lagi
propaganda itu telah menyusup ke negari-negeri muslimin ! Mendapat
tempat di hati sebagian oknum yang mengaku muslim. Dan membuat mereka
hilang akal sehat, lalu ditulislah artikel-artikel yang mendukung
propaganda tersebut, mucullah komentar-komentar yang menguatkannya,
semakin maraklah seruan kepadanya dalam bentuk seminar-seminar
internasional dan pertemuan-pertemuan resmi yang bersifat regional.
Diantaranya adalah Seminar Syarmusy Syaikh di Mesir pada bulan Syawal
tahun 1416.Yang diikuti dan diarahkan oleh orang-orang berpengaruh dari
kalangan kaum muslimin. Dengan dasar satu keyakinan, yaitu Ibrahimiyah.
Jumat, 21 Mei 2004 08:43:08 WIB
Pada kesempatan akhir kurun empat belas Hijriyah hingga pada hari ini
dibawah selogan ‘membangun dunia baru’, Yahudi dan Nasrani secara
terang-terangan menyuarakan persatuan agama, yaitu antara mereka dengan
kaum muslimin. Dalam istilah lain mereka mengatakan : “Penyatuan antara
pengikut nabi Musa, Isa dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
Dibawah slogan ‘seruan kepada penyatuan agama’, pendekatan antara agama’
dan ‘ persaudaraan antara agama’. Bahkan di Mesir telah dibuka sebuah
markas dengan nama tersebut. Lalu dengan nama ‘persatuan agama’ dan
telah dibuka pula sebuah markas di Sinai Mesir dengan nama tersebut.
Rabu, 12 Mei 2004 12:59:09 WIB
Muncul gerakan Al-Masuuniyah, yaitu sebuah organisasi Yahudiyah untuk
menguasai dunia, menyebarkan kesesatan dan kehidupan bebas. Mereka
bersembunyi di balik seruan kepada penyatuan tiga agama, membuang
fanatisme agama di bawah satu ikatan, yaitu iman kepada Allah, semuanya
orang-orang beriman. Diantara orang yang terjerat propaganda mereka
adalah Jamaluddin bin Shafdar Al-Afghani dan muridnya, yaitu Syaikh
Muhammad Abduh bin Hasan At-Turkimani. Diantara upaya yang dilakukan
oleh Muhammad Abduh adalah mendirikan sebuah organisasi bernama
"Jam'iyah Ta'lif Wat Taqrib (Organisasi Penyatuan dan Pendekatan)",
bersama tokoh gerakan yaitu Mirza Muhammad Baqir Al-Irani yang pernah
memeluk agama Nasrani lalu kembali memeluk Islam dan Jamaluddin
Al-Afghani serta beberapa pemikir lainnya di Beirut.
Selasa, 11 Mei 2004 09:52:37 WIB
Kemudian muncullah upaya baru dalam menyebarkan teori penyatuan agama
melalui slogan-slogan yang memperdaya orang-orang jahil. Yakni slogan
bahwa agama-agama seperti Yahudi, Nasrani dan Islam, kedudukannya
seperti kedudukan empat madzhab yang dikenal kaum muslimin. Seluruhnya
merupakan jalan menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala. Demikianlah
syubhat-syubhat yang mereka tebarkan, nash-nash yang mereka penggal
untuk mengelabuhi dan menjebak kaum awam dan untuk menjaring orang-orang
yang menyandang gelar-gelar mentereng di segala tempat. Kemudian teori
ini ditelan bulat-bulat oleh pentolan-pentolan wihdatul wujud,
ittihadiyah, hululiyah, dan kaum sufi dari golongan ekstrim Syi'ah
Rafidah
Senin, 10 Mei 2004 14:43:08 WIB
Teori ini sebenarnya berasal dari Yahudi dan Nasrani. Teori ini
tergolong baru, yang disebarkan lewat selogan dan kegiatan-kegiatan
dalam segala bidang untuk menyeret kaum muslimin keluar dari Islam.
Namun di kalangan Yahudi dan Nasrani teori ini tergolong lama dan
termasuk salah satu bentuk strategi mereka dan salah satu bentuk
permusuhan mereka terhadap Islam dan kaum muslimin. Dan Allah Subhanahu
wa Ta'ala menjelaskan hal itu dalam kitabnya, bahwa Yahudi dan Nasrani
senantiasa berupaya memurtadkan kaum muslimin dari Islam dan
mengembalikan mereka kepada kekafiran. Bahwasanya mereka senantiasa
membujuk kaum muslimin kepada agama Yahudi dan Nasrani.